apa
yang dimaksud dengan Kritik Deskriptif?
Kritik
Deskriptif merupakan salah satu penjabaran yang terlihat lebih nyata dan sesuai
dengan realita yang ada. Sesuai dengan maknanya yaitu menggabarkan sesuatu,
maka kritik deskriptif ini berfungsi untuk menggambarkan apa yang dilihat dan
dirasakan oleh seseorang baik secara grafis, verbal, maupun prosedural sehingga
orang yang membacanya dapat memahami atau merasakan apa yang ditulis oleh sang
penulis. Jika kita memfokuskan pada suatu bangunan, maka kritik deskriptif ini
menjadi suatu landasan untuk memahami suatu bangunan melalui unsur-unsur yang
ditampilkan sehingga kita dapat memahami makna dari bangunan tersebut. Walaupun
termasuk ke dalam jenis kritik dalam kelompok kritik arsitektur namun kritik
deskriptif ini tidak dipandang sebagai suatu bentuk penghakiman desain.
Jika kita sering atau pernah mengunjungi Taman Mini
Indonesia Indah, kita akan melihat suatu bangunan yang memiliki
desain sangat berbeda dengan bangunan lainnya. Bangunan itu adalah Museum
Iptek. Sesuai
dengan namanya Museum Iptek merupakan suatu area edukatif dimana di dalamnya
terdapat berbagai macam jenis alat peraga yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Awal mulanya pada tahun 1984 Menristek Prof.Dr.B.J.Habbie
mengusulkan mengenai suatu pembangunan pusat science atau science
center yang kemudian dengan jangka waktu ±7 tahun Museum Iptek yang
berada di TMII ini diresmikan pada tanggal 20 April 1991. PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di
gedung Terminal B Skylift-TMII. PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal
10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza
Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya futuristic,
menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2.
Kubah yang berada pada
bagian atas Museum IPTEK itu lah yang menjadi salah satu vocal point, Kubah tersebut berbentuk futuristik, terlihat
seperti susunan garis-garis yang diputar sedemikian rupa sehingga menjadi
estetika bagi bangunan.
Ketika kita memasuki halaman Museum ini
dari kejauhan kita akan di sambut oleh sebuah sculpture yang senada dengan
kubah pada bangunan ini. Sculpture ini merupakan simbol dari Museum Iptek yang
tampak seperti garis-garis berpilin.
Menjelang pintu masuk utama kita akan semakin berdecak kagum melihat kemegahan dari museum ini, selain sculpture yang terdapat di depan ternyata pada area pintu masuk bangunan juga terdapat sebuah sculpture yang menggunakan ban pesawat terbang. Pada pintu masuk utama terdapat 3 buah pintu, 2 pintu merupakan pintu masuk pengunjung ke gedung ini, dimana masing-masing pintu diberi disediakan loket untuk melayani pengunjung membeli tiket masuk. Pintu ketiga adalah pintu yang berada pada sisi selatan, merupakan pintu masuk kantor pengelola.
Menjelang pintu masuk utama kita akan semakin berdecak kagum melihat kemegahan dari museum ini, selain sculpture yang terdapat di depan ternyata pada area pintu masuk bangunan juga terdapat sebuah sculpture yang menggunakan ban pesawat terbang. Pada pintu masuk utama terdapat 3 buah pintu, 2 pintu merupakan pintu masuk pengunjung ke gedung ini, dimana masing-masing pintu diberi disediakan loket untuk melayani pengunjung membeli tiket masuk. Pintu ketiga adalah pintu yang berada pada sisi selatan, merupakan pintu masuk kantor pengelola.
Di dalam bangunan, terlihat kolom-kolom besar yang tampak
sangat kokoh menopang bangunan tersebut. Kolom-kolom utama berbentuk Y dan
menggunakan warna kuning cerah, sehingga secara psikologis pengunjung
tidak akan merasa takut tetapi memberi kesan ceria, terutama yang paling
banyak mengunjungi museum ini adalah para pelajar dari TK-SMA. Di bawah
kolom-kolom besar itu terdapat area yang terdiri dari susunan keramik berwarna
biru, jika dilihat area tersebut seperti kolam namun tidak terdapat air di
dalamnya. Pada sisi lain dari kolam itu terdapat bagian yang sedang dalam
pengerjaan konstruksi dimana bagian tersebut direncanakan sebagai alat peraga
dinosaurus. Diantara barisan kolom-kolom besar yang berada di pusat
terdapat sebuah ruang pameran untuk energi, lalu kita akan menemukan tangga
yang bentuknya unik seperti rantai DNA. Namun sangat disayangkan pada saat
kunjungan ke Museum Iptek ini tangga tersebut ditutup untuk umum.
Museum Iptek ini memiliki 3 buah lantai. Lantai dasar
digunakan sebagai auditorium dan area pengetahuan untuk anak-anak yang
bernama Kids Corner. Lantai mezzanine digunakan untuk ruang
pamer optika, cahaya, motor, aerodinamika, antariksa, dan matematika. Untuk
lantai paling atas terdapat ruang peraga untuk penyakit flu burung, influenza
dan area kosong yang kelak akan dijadikan sebagai ruang pamer selanjutnya. Selain
itu pada lantai paling atas juga terdapat ruang kuliah dan area
perpustakaan. Karena jumlah pengunjung pada hari biasa tidak terlalu
banyak maka suasana pada lantai paling atas pun cukup
sepi. Pengunjung diajak untuk menyusuri tiap lantai dari gedung ini
dengan menggunakan sirkulasi linear dengan tipe spiral, disesuaikan juga
dengan bentuk dasar denah museum Iptek yaitu lingkaran. Untuk Pengunjung
yang menggunakan kursi roda pun diberi kemudahan dengan adanya ramp.
Pencahayaan
pada gedung ini menggunakan 2 jenis pencahyaan yaitu pencahyaan alami dan
pencahyaan buatan. Pencahayaan buatan berupa skylight yang disusun dengan
perpaduan balok struktur yang menghasilkan suatu nuansa yang sangat indah.
Material
yang digunakan pada bangunan ini sangat beragam. Untuk material finishing
dinding menggunakan material cat dinding dengan penggunaan warna-warna cerah
dan ceria yang menggambarkan kedinamisan dari ilmu pengetahuan. Material lantai
yang digunakan adalah keramik dengan pola setengah lingkaran yang tampak
dinamis.