Powered By Blogger

Jumat, 12 November 2010

Arsitek dan Lingkungan

Siapakah Arsitek itu?

Arsitek adalah seseorang yang ahli dalam bidang arsitektur, seorang yang menata bangunan dan ruang baik interior maupun eksterior, melingkupi bangunan, tata kota, hingga regional. Dapat disimpulkan juga bahwa tugas seorang arsitek adalah sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli merancang pembangunan atau lingkungan binaan.

Apakah lingkungan itu?

Lingkungan adalah tempat dimana suatu makhluk hidup itu tumbuh, meliputi unsur unsur penting seperti tanah,air, dan udara. Lingkungan sendiri memiliki arti penting dalam kehidupan setiap makhluk hidup, misalnya lingkungan perkotaan dimana unsur bangunan sangat kental di dalamnya, dalam hal ini peranan dan tindakan manusia sangatlah penting dalam pengendalian lingkungan. Manusia dapat memperbaiki sekaligus merusak suatu lingkungan. Banyaknya kegitan manusia yang kurang terpikirkan secara matang makin membuat keadaan ini semakin tidak terurus. Jika lingkungan tersebut sudah mencapai tahap kehancuran maka keseimbangan antara makhluk hidup dengan lingkungan akan berubah, hal ini sangat memberikan dampak negatif (merugikan) kita semua.

Banyak orang mengatakan jika pekerjaan seorang arsitek itu adalah musuh utama dari lingkungan, ada pula yang mengatakan profesi ini adalah profesi yang merusak. Tapi apakah semua benar mengenai pernyataan-pernyataan tersebut?

Dalam pembangunan suatu bangunan pasti akan terjadi suatu perubahan pada lingkungan secara fisik, contohnya penambahan jumlah limbah yang ada, penggunan tanah yang membuat berkurangnya ruang bagi penghijauan, pembukaan lahan baru, dll. Tetapi masyarakat kurang memahami bahwa ternyata arsitek juga memiliki fungsi yang amat penting bagi manusia. Sebagaimana kita tahu bahwa kebutuhan manusia yang utama adalah sandang, pangan, dan papan (tempat untuk tinggal). Semakin berkembangnya zaman dan semakin padatnya penduduk bumi kita harus dapat menerima bahwa tingkat pertumbuhan bangunan akan menjadi sangat tinggi, disinilah kita melihat peranan seorang arsitek. Tidak hanya untuk merancang bangunan agar tampak artistik dan bernilai tetapi juga bagaimana cara seorang arsitek dapat mengurangi dampak buruk dari sebuah bangunan bagi lingkungan. Setiap orang tentunya dapat mendesain suatu bangunan seperti yang ia mau (tanpa menggunakan jasa seorang arsitek) tetapi yang membedakannya dengan arsitek adalah mereka kurang memahami cara meminimalisir kerusakan pada lingkungan. Seorang arsitek wajib memepelajari solusi-solusi agar suatu bangunan yang didirikan tidak terlalu merusak lingkungan, bagaimana pula seorang arsitek dapat mengolah suatu lahan yang tidak berfungsi (gersang) menjadi suatu lahan yang dapat berfungsi optimal, mereka juga belajar mengolah suatu bahan-bahan daur ulang agar dapat menjadi suatu bagian dari bangunan atau yang sering kita sebut green architecture. Tidak hanya bangunan saja, arsitek juga dapat mendesain suatu kawasan hijau atau taman agar dapat memperbaiki kondisi udara yang sudah sangat memburuk akhir-akhir ini. Jadi pekerjaan seorang arsitek tidak selalu buruk bagi lingkungan kan? :)






Quotes:

We should concentrate our work not only to a separated housing problem but housing involved in our daily work and all the other functions of the city.
Alvar Aalto



Daftar Isi :

Wikipedia

Rabu, 20 Oktober 2010

Bangunan di Indonesia dan Dampaknya Bagi Lingkungan

Dengan berkembangnya zaman banyak sekali bangunan-bangunan baru yang bermunculan, terutama di Indonesia. Arsitektur yang ada tidak hanya berfungsi untuk menciptakan kenyamanan bagi pemiliknya tetapi juga sebagai seni yang dapat memanjakan mata kita dengan unsur-unsur estetikanya. Tetapi tidak hanya itu saja, arsitektur pun dapat memberikan dampak yang sangat besar bagi lingkungan disekitarnya. Kali ini saya akan membahas mengenai dampak dari bangunan tingkat tinggi (High Class Building) bagi lingkungan.

Berdasarkan beberapa standar, Bangunan Tingkat Tinggi ( High Class Building ) adalah bangunan yang memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m). Sedangkan, bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai gedung pencakar langit.Di Indonesia bangunan-bangunan tingkat tinggi sering di temui di daerah perkotaan (Ibu Kota-Jakarta), lebih tepatnya di Jl Mh.Thamrin dan Jl.Jend.Sudirman atau sering disebut CBD. Biasanya gedung-gedung bertingkat tersebut digunakan sebagai tempat bisnis atau kantor, apartemen, hotel, mall, dan lain-lain. Contoh-contoh bangunan tinggi di indonesia adalah Wisma 46, The Peak, Kempinski Residence, dll



Dampak Positif dan Negatif Bangunan Bertingkat Tinggi
Dampak Positif :
- Bangunan tingkat tinggi dapat penghematan ruang, karena mereka tersusun secara vertikal. Sehingga tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.

- Dapat mengantisipasi permasalahan ekonomis, estetis dan fungsionalis


Dampak negatif :
- Permasalahan refleksi radiasi pantulan matahari serta efek thermal yang juga turut meningkatkan suhu lingkungan disekitamya akibat penggunaan kaca ( Glass High Rise Building )

- Berkurangnya daerah penyerapan dan penghijauan yang dapat mengakibatkan banjir. dan polusi udara

- Dengan penggunaan AC pada bangunan dapat menyebabkan pemanasan global

- Pada malam hari lampu-lampu yang berasal dari gedung-gedung dapat menyebabkan polusi cahaya.

- Memberikan dampak getaran

-Pengambilan air tanah dapat menyebabkan habisnya air tanah.

Selasa, 01 Juni 2010

Bukaan Ruang

Bukaan-bukaan di dalam suatu ruang sangatlah penting. Tidak ada satupun kemenerusan visual dengan ruang yang berdekatan yang dimungkinkan tanpa adanya bukaan di dalam bidang-bidang penutup sebuah area spasial.

Pintu menyediakan akses masuk ke dalam ruangan dan mempengaruhi pola pergerakan dan kegunaan di dalamnya.

Jendela memungkinkan cahaya menembus ruang dan menembus ruang dan menerangi permukaan ruangan, memberikan pemandangan dari ruang ke area luar, menciptakan hubungan visual.



Jenis Bukaan pada ruang dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Di Dalam Ruang ;
Sebuah bukaan dapat sepenuhnya ditempatkan pada dinding atau bidang langit-langit dan seluruh sisinya dikelilingi oleh permukaan bidang tersebut.

2. Pada Sudut ;
Sebuah bukaan dapat ditempatkan di sepanjang salah satu sisi atau pada sudut dinding atau bidang langit-langit. Pada kedua contoh ini, bukaan tersebut akan berada di sudut sebuah ruang.

3. Antara Bidang ;
Bukaan dapat dipanjangkan secara vertikal antara lantai dan bidang langit-langit atau secara horisontal antara dua bidang dinding. Ia dapat diperbesar untuk menempati seluruh dinding dari sebuah ruang.

Sumber : Francis D.K Ching-ARSITEKTUR Ruang, Bentuk, dan Tatanan

Pengertian Ruang

Ruang adalah yang berbatas atau terlingkung oleh bidang. Ruang secara konstan melingkupi keberadaan kita. Sebuah bidang yang mendapat perluasan dengan perbedaan arah dari arah asalnya pun dapat dikatakan sebagai ruang.

Sebuah ruang sangat berhubungan dengan volum. Terdapat 3 unsur dari sebuah ruang atau volum :
1. Titik; mengindikasikan sebuah posisi di dalam ruang
2. Garis; perpanjangan dari titik menjadi sebuah yang memiliki panjang, arah dan posisi
3. Bidang;Perpanjangan dari garis menjadi sebuah yang memiliki panjang dan lebar, rupa, permukaan, orientasi, posisi

Jenis ruang dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Ruang isi (solid); ruang yang ditempati oleh massa


2. Ruang kosong (void); ruang yang dibatasi oleh bidang-bidang

Selasa, 20 April 2010

Organisasi Ruang

1. Organisasi Terpusat
Suatu ruang sentral dan dominan, yang dikelilingi oleh sejumlah ruang sekunder yang dikelompokkan

Organisasi ini merupakan suatu komposisi yang stabil, terkonsentrasi, yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder yang dikelompokan mengelilingi suatu ruang sentral yang besar dan dominan.

Ruang organisasi yang terpusat dan bersifat mempersatukan ini umumnya memiliki bentuk yang teratur dan memiliki ukuran yang cukup besar untuk mengumpulkan sejumlah ruang sekunder di sekeliling garis batasnya.

Ruang-ruang sekunder pada organisasi ini dapat saja setara satu sama lain dalam hal kegunaan, bentuk, dan ukuran, serta menciptakan sebuah konfigurasi keseluruhan yang secara geometris dan simetris pada dua buah sumbu atau lebih.

Ruang-ruang sekunder ini bentuk atau ukurannya mungkin saja berbeda satu sama lain agar dapat merespon kebutuhan individual fungsi, mengekspresikan kepentingan relatifnya, atau mengukuhkan lingkungannya. Pembedaan diantara ruang sekunder ini juga memungkinkan bentuk suatu organisasi terpusat merespon kondisi- kondisi lingkungan tapaknya.

Organisasi-organisasi terpusat yang bentuknya relatif ringkas dan teratur secara geometris dapat digunakan untuk :
a. Menciptakan titik atau tempat-tempat di dalam ruang
b. Menghilangkan kondisi-kondisi aksial
c. Berfungsi sebagai sebuah bentuk-obyek di dalam sebuah area atau volume ruang yang didefinisikan.








2.Organisasi-organisasi Linier

Sebuah organisasi linier pada hakekatnya terdiri dari serangkaian ruang. Ruang-ruang ini dapat secara langsung terkait secara satu lama lain atau dihubungkan melalui sebuah ruang linier yang terpisah dan jauh.

Sebuah organisasi linier biasanya terdiri dari ruang-ruang berulang yang ukuran, bentuk, dan fungsinya sama. Ia juga dapat terdiri dari sebuah ruang linier yang tunggal yang mengorganisir serangkaian ruang yang berbeda ukuran, bentuk, atau fungsinya.
Ruang-ruang yang secara fungsional ataupun simbolis penting bagi organisasi dapat berada di manapun di sepanjang sekuen linier dan dipertegas kepentingannya melalui ukuran dan bentuknya. Nilai kepentingan mereka ini juga dapat diperkuat oleh letaknya :
- Di ujung sekuen linier tersebut
- Berjerak sejajar dari organisasi linier
- Di titik-titik sumbu rotasi suatu bentuk linier yang tersegmentasi

Organisasi-organisasi linier mengekspresikan suatu arah dan menekankan suatu pergerakan, perpanjangan, perpanjangan, dan pertumbuhan.

Bentuk sebuah organisasi linier pada dasarnya adalah fleksibel dan dengan sigap mampu merespon beragam kondisi tapaknya. Ia dapat membentang secara horisontal, berdiri vertikal sebagai sebuah menara atau secara diagonal mengikuti alur kemiringan tanah.

Bentuk suatu organisasi linier dapat dihubungkan dengan bentuk lainnya di dalam satu lingkungan dengan cara :

- Menyambung dan mengorganisir bentuk-bentuk lain tersebut di sepanjang jalurnya.
- B erfungsi sebagai dinding atau tembok penahan untuk memisahkannya menjadi bidang-bidang yang berbeda
- Mengelilingi dan membungkus mereka di dalam suatu area ruang




3. Organisasi Radial
Organisasi ruang berbentuk radial mengombinasikan elemen-elemen organisasi linier maupun terpusat. Organisasi ini terdiri dari sebuah ruang pusat yang dominan yang darinya menjulurlah sejumlah organisasi linier secara radial. Jika sebuah organisasi terpusat adalah suatu skema tertutup yang terfokus ke dalam ruang pusatnya, maka organisasi radial merupakan sebuah denah terbuka yang menggapai keluar dari lingkungannya. Dengan lengan-lengan liniernya, organisasi ini dapat memanjang dan menempelkan dirinya ke elemen atau fitur-fitur khusus tapaknya.
Seperti halnyaorganisasi terpusat, ruang pusat sebuah organisasi radial umunya memiliki bentuk yang teratur. Lengan-lengan liniernya, yang saling menuju ruang sentral sebagai titik pertemuan, bisa serupa bentuk dan panjangnya antara satu sama lain serta mempertahankan keteraturan bentuk organisasinyasecara keseluruhan.
Lengan-lengan yang menjulur itu juga dapat berbeda satu sama lain demi merespon kebutuhan-kebutuhan individual fungsi dan lingkungan.





4. Organisasi Terklaster
Sebuah organisasi terklaster bergantung pada kedekatan fisik untuk menghubungkan ruang-ruangnya satu sama lain. Seringkali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang dengan pengulangan dan seluler yang memiliki fungsi-fungsi serupa serta membagi sebuah tanda pengenal visual bersama seperti bentuk dasar atau orientasi. Di dalam komposisinya, sebuah organisasi terklaster juga dapat menerima ruang-ruang yang tidak serupa ukuran, bentuk, dan fungsinya, namun tetap tehubung satu sama lain oleh kedekatan atau melalui sejenis alat pengatur visual seperti simetri atau sebuah sumbu. Karena polanya tidak berasal dari sebuah konsep geometris yang kaku, maka bentuk sebuah organisasi terklaster adalah fleksibel dan senantiasa siap menerima pertumbuhan serta perubahan tanpa mempengaruhi karakternya.
Ruang-ruang terklaster dapat diatur mengelilingi sebuah titik akses masuk ke dalam sebuah bangunan ataupun di sepanjang jalur pergerakan yang melaluinya. Ruang-ruang ini juga dapat tersebar mengelilingi suatu area yang terdefinisi atau volume ruang yang besar. Ruang-ruang organisasi terklaster juga dapat ditampung di dalam sebuah area yang terdefinisi ataupun volume ruang.
Suatu kondisi simetri atau aksial dapat digunakan untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian sebuah organisasi terklaster serta membantu mengartikulasi kepentingan satu atau sekelompok ruang di dalam organisasi tersebut.




5. Organisasi Grid
Sebuah organisasi grid terdiri dari bentuk dan ruang yang letaknya di dalam ruang serta hubungannya satu sama lain diatur oleh sebuah pola atau grid berbentuk tiga dimensi.
Sebuah grid terbentuk oleh dua buah rangkaian garis sejajar yang menghasilkan suatu pola titik yang teratur pada persimpangan-persimpangannya. Kemudian diproyeksikan ke dalam bentuk tiga dimensi, pola grid ini kemudian diubah ke dalam seperangkat unit ruang moduler yang berulang.
Pola pada sebuah grid menciptakan seperangkat atau searea titik dan garis referensi di dalam ruang, tempat ruang-ruang suatu organisasi grid, meskipun ukurannya tidak sama, dapat membagi suatu hubungan yang sama.
Di dalam grid, ruang-ruang dapat hadir sebagai peristiwa yang terisolir ataupun sebagai pengulangan modul grid tersebut.
Manipulasi-manipulasi bentuk pada grid dapat digunakan untuk mengadaptasi suatu bentuk grid ke tapak , untuk mendefinisikan suatu ruang luar atau akses masuk, atau untuk memungkinkannya mengalami perkembangan.
Sebuah grid dapat dibuat tidak teratur dalam satu atau dua arah. Perubahan dimensional ini akan menciptakan seperangkat modul hirarkis yang dibedakan oleh ukuran, proporsi, dan lokasi.
Sebuah grid juga dapat mengalami perubahan lainnya. Bagian grid dapat digeser untuk mendapatkan alternatif kemenerusan visual dan spasial yang melintasi areanya. Dapat pula diinterupsi untuk mendefinisikan sebuah ruang besar atau untuk mengakomodir sebuah fitur alamiah tapaknya. Denagn melintasi areanya, sebuah grid dapat merubah citranya, mulai dari sebuah pola titik-titik menjadi garis-garis, kemudian menjadi bidang, dan akhirnya volume.




Sumber :
Francis D.K Ching-ARSITEKTUR Ruang, Bentuk, dan Tatanan

Perubahan Bentuk

Perubahan suatu bentuk dari bentuk asli menjadi bentuk yang lain dapat dibedakan menjadi 3 cara, yaitu :
1. Perubahan Dimensi
Suatu bentuk dapat diubah dengan memberikan perubahan-perubahan pada dimensinya dan tetap mempertahankan identitasnya sebagai sebuah bentuk.



2. Perubahan Subtraktif (Pengurangan)
Suatu bentuk dapat ditransformasikan dengan cara mengurangi sebagian volumenya. Bergantung dengan proses substraktifnya, bentuk dapt mempertahankan identitas asalnya atau ditransformasikan ke dalam sebuah bentuk dari keluarga lain.



3. Perubahan Aditif (Penambahan)
Suatu bentuk dapat ditransformasikan dengan penambahan elemen-elemen pada volumenya. Sifat dari proses additif ini serta jumlah dan ukuran relatif elemen-elemen yang ditempelkan akan menentukan apakah identitas bentuk awalnya dirubah atau di pertahankan.



Sumber :
Francis D.K. Ching - ARSITEKTUR Ruang, Bentuk, dan Tatanan

Minggu, 18 April 2010

Penggabungan Antar Bentuk

Saat dua buah bentuk yang berbeda dalam orientasi maupun geometrinya mengalami penyatuan , maka setiap bentuk akan bersaing untuk mendapatkan sifat dominan secara visual. Dalam situasi seperti ini, bentuk-bentuk tersebut dapat mengalami perubahan secara bertahap :

1. Kedua bentuk dapat saling mempertahankan identitas visual mereka dan saling membagi proporsi antara kunci ruang mereka.





2. Salah satu bentuk dapat menerima bentuk yang lain secara total di dalam volumenya.






3. Kedua bentuk dapat menghilangkan identitas visual masing-masing kemudian bersatu untuk menampilkan komposisi bentuk yang baru dan berbeda.




4. Kedua bentuk dapat berpisah dan dihubungkan oleh sebuah elemen ketiga yang mengembalikan geometri salah satu bentuk awalnya.


Bentuk-bentuk yang berlainan dalam geometri maupun orientasi bisa saja digabungkan ke dalam sebuah organisasi dengan beberapa alasan, yaitu:
- Untuk mengakomodir atau mengaksentuasi kebutuhan-kebutuhan ruang interior dan bentuk eksterior yang berlainan
- Untuk mengekspresikan kepentingan fungsional atau simbolis sebuah bentuk atau ruang di dalam lingkungannya.
- Untuk menghasilkan suatu bentuk komposit yang menggabungkan geometri-geometri yang bertolakbelakang ke dalam organisasi terpusatnya.






- Untuk memperkuat suatu kondisi simetri lokal di dalam sebuah bentuk bangunan

- Untuk merespons geometri-geometri topografi, batas wilayah, vegetasi, atau struktur-struktur eksisting suatu tapak yang bertolak belakang.

- Untuk menegaskan jalur pergerakan yang sudah ada menuju tapak bangunan.






- Untuk mengalihkan ruang terhadap fitur spesifik sebuah tapak bangunan
- Untuk mencoak sebuah volume ruang yang tercipta secara nyata dari sebuah bentuk bangunan
- Untuk mengekspresikan dan menekankan beragam sistem mekanis atau konstruksi yang ada di dalam suatu bentuk bangunan.


Sabtu, 17 April 2010

Sirkulasi Antar Ruang

Kita mengalami suatu ruang dalam kaitannya dengan dari mana asal kita bergerak dan akan kemana arah kita mengantisipasi tujuan kita.
Sirkulasi itu sendiri berfungsi untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan lainnya. Kita dapat juga menggunakan ruangan-ruangan yang ada sebagai sirkulasi atau membuat suatu ruangan khusus sebagai sarana sirkulasi tersebut.
Sirkulasi ruang dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

1. Hubungan Jalan dengan Ruang
Jalur dapat dikaitkan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui beberapa cara, yaitu :

a. Melewati ruang :
- Konfigurasi jalurnya fleksibel
- Integritas setiap ruang dipertahankan
- Ruang-ruang perantara dapat dijadikan sebagai penghubung antara jalur dengan ruang-ruangnya.






sil.si.edu



b. Menghilang di dalam ruang :
- Lokasi ruangan menghasilkan jalur
- Hubungan jalur ruang-ini digunakan untuk mencapai dan memasuki ruang-ruang penting baik secara fungsional maupun simbolis.





archvirtual.com

c. Lewat menembusi ruang :
- Jalur dapat lewat melalui sebuah ruang secara miring, aksial, atau di sepanjang tepinya
- Ketika menembusi ruang, jalur menciptakan pola-pola peristirahatan dan pergerakan di dalamnya.








2. Konfigurasi Jalan
Untuk Konfigurasi jalan dapat dibedakan menjadi beberapa jenisnya, yaitu:

a. Linier
Jalur yang lurus dapat menjadi pengatur utama bagi suatu rangkaian ruang. Jalur ini dapat berbentuk kurvalinear atau terpotong-potong, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang, atau membentuk sebuah putaran.







b. Radial
Memiliki jalur-jalur linier yang memanjang dari atau berakhir di sebuah titik pusat bersama, seolah-oleh seperti menyebar dari satu titik atau memusat ke satu titik






c. Spiral
Merupakan jalur tunggal yang menerus yang berawal dari sebuah titik pusat, bergerak melingkar atau berputar mengelilingi titik pusat tersebut , dan semakin lama semakin jauh dari titik pusat tersebut.




d. Grid
Terdiri dari dua buah jalur sejajar yang berpotongan pada interval-interval reguler dan menciptakan area ruang berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang.




e. Jaringan
Terdiri dari jalur-jalur yang menghubungkan titik-titik yang terbentuk di dalam ruang.





3. Bentuk Ruang Sirkulasi

Bentuk ruang sirkulasi beragam , disesuaikan dengan :
- Definisi tiap batas-batasnya
- Keterkaitan dengan bentuk ruang yang dihubungkannya
- Kualitas skala, proporsi, pencahayaan, dan pemandangan
- Pintu-pintu masuk
- Perubahan atau perbedaan ketinggian dengan menggunakan tangga dan ram.
Sebuah ruang sirkulasi dapat berbentuk :
a. Tertutup
Membentuk suatu galeri publik atau koridor privat yang berhubungan dengan ruang-ruang yang dihubungkannya melalui akses-akses masuk di dalam sebuah bidang dinding.


b. Terbuka pada satu sisi
Membentuk sebuah balkon atau galeri yang menyajikan kemenerusan spasial dan visual dengan ruang-ruang yang dihubungkannya.

c. Terbuka pada kedua sisi
Membentuk jalur setapak berkolom yang menjadi penambahan fisik ruang yang dilaluinya tersebut.




beberapa contoh bentuk ruang sirkulasi :
















Sumber :
Francis .D.K.Ching. ARSITEKTUR Bentuk, Ruang, dan Tatanan.

Sirkulasi ke Bangunan

Untuk mencapai ke dalam suatu bangunan, kita membutuhkan adanya sirkulasi yang menghubungkan area luar dan dalam bangunan tersebut. Kita perlu mempelajari dan mengetahui elemen-elemen penting yang mempengaruhi sirkulasi dan pandangan kita terhadap bentuk bangunan dan ruang bangunan-bangunan. Hubungan sirkulasi itu dibagi menjadi 2 pencapaian, yaitu :

1. Pencapaian ke Bangunan
a. Pencapaian Langsung/ Frontal
Pencapaian ini mengarah langsung menuju pintu melaui jalur yang lurus dan aksial segaris dengan sumbu bangunan. Tujuan visual dari pencapaian ini jelas, dapat berupa pintu masuk yang detail atau pun berupa seluruh fasad depan bangunan.



flickr.com


b. Pencapaian Tersamar/ Tidak langsung
Pencapaian ini menekankan efek perspektif pada fasad depan dan bentuk sebuah bangunan. Dengan adanya perubahan arah satu atau beberapa kali dapat memperhambat dan memperpanjang urutan pencapaian. Jika sebuah bangunan mengarah dari sebuah sudut yang ekstrim, pintu masuknya dapat dibuat keluar dari fasadnya agar lebih terlihat.



bc.edu

c. Pencapaian Berputar/ Spiral
Pencapaian ini dapat memperlambat tahap pencapain dan menekankan bentuk tiga dimensi dari suatu bangunan sementara kita bergerak di sepanjang keliling bangunan tersbut. Selama kita berjalan menuju bangunan tersebut pintu masuk bangunan tersebut dapat muncul dan hilang dari pandangan atau tersembunyi hingga kita sampai pada titik kedatangan.




appraisercitywide.com




vivagranada.com


2. Jalan Masuk ke dalam Bangunan
Proses masuk ke dalam suatu bangunan dapat ditegaskan dengan pembuatan sebuah lubang di dinding yang menembus bidang vertikal yang dapat tercipta oleh dua buah tiang atau balok portal. Penanda pintu masuk ke dalam ruang tersebut paling baik adalah berupa sebuah bidang, baik langsung maupun tidak langsung, yang mengarah tegak lurus terhadap jalur pencapaiannya.
Pintu masuk dapt dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:
a. Pintu Masuk yang Rata;
Pintu masuk yang rata mempertahankan penerusan dinding dan jika diinginkan dapat juga dibuat tersamar.

b. Pintu Masuk yang Menjorok Keluar;
Pintu masuk yang menjorok keluar akan membentuk suatu ruang peralihan, memberitakan fungsinya pada pencapaian, serta memberikan kanopi pelindung.

c. Pintu Masuk yang dimundurkan
Pintu masuk yang dimundurkan juga dapat menyediakan perlindungan dan mendapatkan sebagian ruangan eksterior ke dalam area bangunannya.


Sebuah pintu masuk dapat diletalkan di tengah-tengah bidang frontal sebuah bangunan, atau digeser dari tengah untuk menciptakan kondisi simetris lokal di sekitar bukaannya saja. Posisi sebuah pintu masuk relatif terhadap bentuk ruang yang dimasuki akan menentukan konfigurasi jalur serta pola aktivitas di dalam ruang tersebut.

Beberapa contoh jenis pintu masuk :




heseemsnice.com



magazineusa.com



roma-antica.co.uk




freakymartin.com

Daftar Pustaka :

Francis .D.K.Ching. ARSITEKTUR Bentuk, Ruang, dan Tatanan