Jika kita pernah berjalan-jalan di kota Bangkok-Thailand,
pasti kita tidak asing dengan suatu area pariwisata yang bernama Wat Arun
(Candi Fajar). Candi tersebut terletak di kota Bangkok, lebih tepatnya terdapat
di pinggir Sungai Chao Phraya-sungai terbesar di Thailand. Wat Arun ini dapat
dikategorikan kedalam salah satu benda cagar budaya yang kini dijadikan area
wisata. Untuk menuju Wat Arun kita dapat menggunakan bus umum
dengan nomor 19, 57, atau 83; dan juga kapal ferry.
Sejarah
Wat Arun
Wat Arun sudah dibangun sejak pusat pemerintahan
Thailand masih berada di Ayutthaya dengan nama Wat Makok (Olive Temple) karena
berlokasi di sebuah daerah bernama Tumbol Bangmakok. Pada era Thonburi, Raja
Taksin merubah namanya menjadi Wat Chaeng. Kemudian Raja Rama II memeperbesar
candi tersebut, pekerjaan tersebut selesai pada masa Raja Rama III, dan Raja
Rama IV memberi nama candi Wat Arunratchawararam.
Filosofi Wat Arun
Wat Arun dibangun dengan gaya arsitektur Khmer,
dengan jenis bangunan Phra Prang. Konsep yang diambil pada candi ini hampir
sama dengan candi-candi lainnya yaitu Thridhatu. Prang pusat merupakan Prang
terbesar yang menyerupai sekaligus melambangkan gunung Meru (sebagai pusat alam
semesta yang di dasarnya terdapat samudra luas, dengan matahari dan bulan yang
mengelilinginya). Gunung Meru sangat sering disebutkan dalam dongeng dan
legenda Hindu. Beberapa legenda antara lain mengisahkan bahwa Gunung Meru dan
dewa angin Bayu semula
adalah sahabat. Akan tetapi seorang bijak Narada mendekati
Bayu dan membujuknya untuk menaklukkan gunung itu. Bayu meniupkan angin dengan
kekuatan penuh sepanjang tahun untuk meruntuhkan gunung itu, akan tetapi Meru
dilindungi oleh sayap Garuda tetap
bertahan. Setelah satu tahun Garuda mulai lelah dan beristirahat sejenak,
akibatnya puncak gunung Meru tertiup dan terpenggal. Pecahan puncak gunung itu
jatuh ke laut dan membentuk pulau Sri Lanka (sumber: wikipedia) Oleh sebab itu disekeliling Prang utama
terdapat empat Prang kecil dengan patung dewa Bayu di atasnya.
Pada Prang Utama terdapat 3 tingkatan:
• Trayastrimsa :
Berada di puncak (paling atas) melambangkan kehidupan dewa-dewa.
• Caturmaharajikakayika : Berada pada bagian
tengah, terdapat 4 penjaga yaitu
kumbhandas (org kerdil), gandharvas (peri), Nagas (naga), yaksas (jin)
• Asuras : Area paling bawah, melambangkan
lautan luas
- Bagian paling dasar/pondasi disebut Tan Phai Tee,
terbuat dari tumpukan batu
- Teras pada tingkat kedua disebut Taksin atau Pra-Taksin
- Keramik berbentuk bunga, pohon, dan daun pada tingkat dua
menyimbolkan Hutan Himavant, yang berada di kaki gunung Meru.
- Pada tingkat 2, terdapat goa yang berisi relief Kinnorn
dan Kinnaree, yaitu manusia setengah burung yang hidup di Hutan Himavant
- Cheung Bart adalah bagian paling atas dari tiap tingkatan
- Pada Cheung Bart tingkat kedua ini terdapat relief raksasa
yang disebut Marn Bak.
- Pada Cheung Bart terdapat 64 buah relief raksasa.
- Relief kera atau Krabi Bak yang menghiasi
area Cheung Bart pada tingkat ketiga. Terdapat 46 jumlah relief kera.
- Pada Cheung Bart tingkat keempat ini terdapat relief dewa
pencipta menurut agama Hindu yaitu Brahma/Brahma Bak
- Pada Cheung Bart terdapat 52 buah relief Brahma
Patung Dewa Indra terdapat pada bagian paling puncak.
Merupakan pimpinan dari para dewa.
Terdapat juga Relief Dewa Wisnu/Rama yaitu dewa
pelindung dengan Burung Garuda yang menjadi kendaraannya.
Dekorasi wat arun sebagian besar menggunakan keramik dan
porselen. Sebagian berasal dari cina maupun sumbangan dari warga. Berupa
mangkok yang disebut Banjarong
Yod Noppasoon Mahkota emas ini
untuk melambangkan Buddha
-
tinggi 1,2 m
-
Berat 185 kg
-
Lebar 52 cm
Candi-candi kecil yang mengelili candi utama disebut Prang
Thit , terdapat relief marn bak, krabi bak dan relief-relief lainnya seperti:
a. Patung Dewa angin Phra Pai dengan kuda sebagai
kendaraannya.
b. Patung Dewa dan Narasingha. Setengah singa dan
setengah manusia yang dianggap sebagai reinkarnasi dewa wisnu.
Di
antara Prang Thit terdapat Mondop , yaitu bangunan untuk menggambarkan
kisah perjalanan Budha
dekorasi wat arun sebagian besar menggunakan keramik dan
porselen. Sebagian berasal dari cina maupun sumbangan dari warga. Berupa
mangkok yang disebut Banjarong
Itulah beberapa informasi yang saya ketehaui mengenai Wat Arun
Selamat Menikmati :)