Berdasarkan beberapa standar, Bangunan Tingkat Tinggi ( High Class Building ) adalah bangunan yang memiliki ketinggian antara 75 kaki dan 491 kaki (23 m hingga 150 m). Sedangkan, bangunan yang lebih dari 492 kaki (150 m) disebut sebagai gedung pencakar langit.Di Indonesia bangunan-bangunan tingkat tinggi sering di temui di daerah perkotaan (Ibu Kota-Jakarta), lebih tepatnya di Jl Mh.Thamrin dan Jl.Jend.Sudirman atau sering disebut CBD. Biasanya gedung-gedung bertingkat tersebut digunakan sebagai tempat bisnis atau kantor, apartemen, hotel, mall, dan lain-lain. Contoh-contoh bangunan tinggi di indonesia adalah Wisma 46, The Peak, Kempinski Residence, dll
Dampak Positif dan Negatif Bangunan Bertingkat Tinggi
Dampak Positif :- Bangunan tingkat tinggi dapat penghematan ruang, karena mereka tersusun secara vertikal. Sehingga tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.
- Dapat mengantisipasi permasalahan ekonomis, estetis dan fungsionalis
Dampak negatif :
- Permasalahan refleksi radiasi pantulan matahari serta efek thermal yang juga turut meningkatkan suhu lingkungan disekitamya akibat penggunaan kaca ( Glass High Rise Building )
- Berkurangnya daerah penyerapan dan penghijauan yang dapat mengakibatkan banjir. dan polusi udara
- Dengan penggunaan AC pada bangunan dapat menyebabkan pemanasan global
- Pada malam hari lampu-lampu yang berasal dari gedung-gedung dapat menyebabkan polusi cahaya.
- Memberikan dampak getaran
-Pengambilan air tanah dapat menyebabkan habisnya air tanah.