Powered By Blogger

Rabu, 13 Februari 2013

Museum IPTEK TMII



apa yang dimaksud dengan Kritik Deskriptif?

Kritik Deskriptif merupakan salah satu penjabaran yang terlihat lebih nyata dan sesuai dengan realita yang ada. Sesuai dengan maknanya yaitu menggabarkan sesuatu, maka kritik deskriptif ini berfungsi untuk menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh seseorang baik secara grafis, verbal, maupun prosedural sehingga orang yang membacanya dapat memahami atau merasakan apa yang ditulis oleh sang penulis. Jika kita memfokuskan pada suatu bangunan, maka kritik deskriptif ini menjadi suatu landasan untuk memahami suatu bangunan melalui unsur-unsur yang ditampilkan sehingga kita dapat memahami makna dari bangunan tersebut. Walaupun termasuk ke dalam jenis kritik dalam kelompok kritik arsitektur namun kritik deskriptif ini tidak dipandang sebagai suatu bentuk penghakiman desain. 

Pada kali ini saya mendapatkan kesempatan untuk mendeskripsikan salah satu museum yang terdapat pada TMII yaitu MUSEUM IPTEK.. 
                                 

Jika kita sering atau pernah mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah, kita akan melihat suatu bangunan yang memiliki desain sangat berbeda dengan bangunan lainnya. Bangunan itu adalah Museum Iptek. Sesuai dengan namanya Museum Iptek merupakan suatu area edukatif dimana di dalamnya terdapat berbagai macam jenis alat peraga yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Awal mulanya pada tahun 1984 Menristek Prof.Dr.B.J.Habbie mengusulkan mengenai suatu pembangunan pusat science atau science center yang kemudian dengan jangka waktu ±7 tahun Museum Iptek yang berada di TMII ini diresmikan pada tanggal 20 April 1991. PP-IPTEK diresmikan oleh Presiden Soeharto di gedung Terminal B Skylift-TMII. PP-IPTEK menempati gedung permanen pada tanggal 10 November 1995, yang berlokasi di poros utama kompleks TMII menghadap Plaza Perdamaian Monumen KTT Non-Blok. Filosofi konsep desain bangunannya futuristic, menjelajah tanpa batas, dengan luas bangunan 24.000 m2 dan luas area 42.300 m2.

Kubah yang berada pada bagian atas Museum IPTEK itu lah yang menjadi salah satu vocal point, Kubah tersebut berbentuk futuristik, terlihat seperti susunan garis-garis yang diputar sedemikian rupa sehingga menjadi estetika bagi bangunan. 

Ketika kita memasuki halaman Museum ini dari kejauhan kita akan di sambut oleh sebuah sculpture yang senada dengan kubah pada bangunan ini. Sculpture ini merupakan simbol dari Museum Iptek yang tampak seperti garis-garis berpilin. 



Menjelang pintu masuk utama kita akan semakin berdecak kagum melihat kemegahan dari museum ini, selain sculpture yang terdapat di depan ternyata pada area pintu masuk bangunan juga terdapat sebuah sculpture yang menggunakan ban pesawat terbang. Pada pintu masuk utama terdapat 3 buah pintu, 2 pintu merupakan pintu masuk pengunjung ke gedung ini, dimana masing-masing pintu diberi disediakan loket untuk melayani pengunjung membeli tiket masuk. Pintu ketiga adalah pintu yang berada pada sisi selatan, merupakan pintu masuk kantor pengelola. 

Di dalam bangunan, terlihat kolom-kolom besar yang tampak sangat kokoh menopang bangunan tersebut. Kolom-kolom utama berbentuk Y dan menggunakan warna kuning cerah, sehingga  secara psikologis pengunjung tidak akan merasa takut tetapi memberi kesan ceria, terutama yang paling banyak mengunjungi museum ini adalah para pelajar dari TK-SMA. Di bawah kolom-kolom besar itu terdapat area yang terdiri dari susunan keramik berwarna biru, jika dilihat area tersebut seperti kolam namun tidak terdapat air di dalamnya. Pada sisi lain dari kolam itu terdapat bagian yang sedang dalam pengerjaan konstruksi dimana bagian tersebut direncanakan sebagai alat peraga dinosaurus. Diantara barisan kolom-kolom besar yang berada di pusat terdapat sebuah ruang pameran untuk energi, lalu kita akan menemukan tangga yang bentuknya unik seperti rantai DNA. Namun sangat disayangkan pada saat kunjungan ke Museum Iptek ini tangga tersebut ditutup untuk umum.
 




Museum Iptek ini memiliki 3 buah lantai. Lantai dasar digunakan sebagai auditorium dan area pengetahuan untuk anak-anak yang bernama Kids Corner. Lantai mezzanine digunakan untuk ruang pamer optika, cahaya, motor, aerodinamika, antariksa, dan matematika. Untuk lantai paling atas terdapat ruang peraga untuk penyakit flu burung, influenza dan area kosong yang kelak akan dijadikan sebagai ruang pamer selanjutnya. Selain itu pada lantai paling atas juga terdapat ruang kuliah dan area perpustakaan. Karena jumlah pengunjung pada hari biasa tidak terlalu banyak maka suasana pada lantai paling atas pun cukup sepi.  Pengunjung diajak untuk menyusuri tiap lantai dari gedung ini dengan menggunakan sirkulasi linear dengan tipe spiral, disesuaikan juga dengan bentuk dasar denah museum Iptek yaitu lingkaran. Untuk Pengunjung yang menggunakan kursi roda pun diberi kemudahan dengan adanya ramp. 




Pencahayaan pada gedung ini menggunakan 2 jenis pencahyaan yaitu pencahyaan alami dan pencahyaan buatan. Pencahayaan buatan berupa skylight yang disusun dengan perpaduan balok struktur yang menghasilkan suatu nuansa yang sangat indah.


Material yang digunakan pada bangunan ini sangat beragam. Untuk material finishing dinding menggunakan material cat dinding dengan penggunaan warna-warna cerah dan ceria yang menggambarkan kedinamisan dari ilmu pengetahuan. Material lantai yang digunakan adalah keramik dengan pola setengah lingkaran yang tampak dinamis.